Sistem Pendukung Keputusan
Istilah sistem pendukung keputusan pertama kali digagas oleh P.G.W Keen,
seorang akademisi Inggris yang kemudian melanjutkan karir di USA. Pada tahun
1978 Keen dan Scott Morton menerbitkan sebuah buku dengan judul Decision
Support Systems : An Organisation Perspective. Dimana dalam buku tersebut
mereka menyebutkan bahwa sistem komputer berdampak pada keputusan yang akan
dibuat, karena komputer dan analisis merupakan faktor penting untuk
dipertimbangkan dalam menetapkan sebuah keputusan (Power, 2009).
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam
membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan
aturan-aturan pengambilan keputusan, model analisis, database yang
komprehensif dan pengetahuan dari pengambil keputusan itu sendiri (Janakiraman,
1999).
1.1. Syarat
sistem pendukung keputusan
Menurut Bidgoli (1989) syarat dari sebuah sistem keputusan adalah :
1.
Memerlukan perangkat keras
2.
Memerlukan perangkat lunak
3.
Memerlukan manusia (perancang dan pengguna)
4.
Dirancang untuk mendukung sebuah pengambilan
keputusan
5.
Harus dapat membantu pengambil keputusan pada
setiap level keputusan
6.
Menekankan masalah tidak terstruktur dan semi
terstruktur
1.2. Komponen sistem pendukung keputusan
Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari
empat subsistem (Turban, 2005), yaitu:
1.
Manajemen Data,
meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan
dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS).
2.
Manajemen Model,
berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial,
statistik, management science, atau model kuantitatif yang menyediakan
kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.
3.
Subsistem Dialog,
merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi
perintah (menyediakan user interface).
4.
Manajemen Knowledge,
yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
Berdasarkan komponen sistem keputusan yang
telah dijelaskan, berikut diberikan penggambaran mengenai komponen sistem
pendukung keputusan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Berdasarkan Gambar 2.1. dapat dikatakan
bahwa sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DataBase
Management System (DBMS), Model-Base Management System (MBMS) dan
antarmuka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional,
tetapi dapat memberikan banyak manfaat karena dapat memberikan intelegensi bagi
ketiga komponen utama tersebut.
2.1.3. Karakteristik sistem pendukung keputusan
Adapun karakteristik dari suatu sistem
pendukung keputusan (Suryadi, 1998) adalah sebagai berikut:
1.
Mendukung seluruh
kegiatan organisasi
2.
Mendukung
beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3.
Dapat digunakan
berulang kali dan bersifat konstan
4.
Terdapat dua
komponen utama, yaitu data dan model
5.
Menggunakan baik
data eksternal dan internal
6.
Memiliki
kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7.
Menggunakan
beberapa model kuantitatif
2.1.4. Kriteria sistem pendukung
keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan
sebuah sistem yang memiliki kriteria sebagai berikut (Turban, 1995):
1.
Penggunaan model,
komunikasi antara pengambil keputusan dan sistem terjalin melalui model-model
matematis, jadi pengambil keputusan bertanggung jawab membangun model matematis
berdasarkan permasalahan yang dihadapinya.
2.
Berbasis
komputer, sistem ini mempertemukan penilaian manusia (pengambil keputusan)
dengan informasi komputer. Informasi komputer ini dapat berasal dari perangkat
lunak komputer yang merupakan implementasi dari metode numeris untuk
permasalahan matematis yang bersangkutan.
3.
Fleksibel, sistem
harus dapat beradaptasi terhadap timbulnya perubahan pada permasalahan yang
ada. Jadi pengambil keputusan harus dibolehkan untuk melakukan perubahan pada
model yang telah diberikannya kepada sistem, ataupun memberikan model yang
baru.
4.
Interaktif dan mudah digunakan,
pengambil keputusan bertanggung jawab untuk menentukan apakah jawaban yang
diberikan oleh sistem memuaskan atau tidak. Bagaimanapun juga sistem bertugas
mendukung, bukan menggantikan pengambil keputusan. Jadi sistem harus memiliki
kemampuan interaktif: pengambil keputusan harus diijinkan untuk menjelajahi
alternatif jawaban dengan cara memvariasi parameter-parameter yang ada pada
sistem.
2.1.5. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan
Tahapan-tahapan dalam pengambilan
keputusan menurut Basyaib (2006) adalah :
1.
Intelijen
a)
Pembentukan
persepsi terhadap situasi yang dihadapi.
Ialah mengenali situasi keputusan dan
pendefinisian karakteristik utama yang ada pada situasi tersebut.
b)
Membangun model
yang mewakili situasi.
Sebuah model merupakan kendaraan yang
membantu dalam mengestimasi hasil yang mungkin terjadi dari sebuah situasi
keputusan.
c)
Penentuan ukuran
kuantitatif terhadap biaya (disbenefits) dan manfaat yang paling tepat
untuk situasi yang dihadapi.
Sistem ukuran seragam yang akan digunakan
dalam membandingkan alternatif langkah keputusan.
2.
Desain
Penentuan dengan spesifik alternatif yang dimiliki
dengan mengenali dan merumuskan dengan jelas langkah – langkah yang mungkin
dilakukan.
3.
Pilihan
a)
Evaluasi manfaat
dan biaya (disbenefits) dari semua langkah alternatif.
Ialah penilaian akibat penerapan setiap
langkah alternatif dengan menggunakan ukuran biaya dan manfaat.
b)
Menetapkan
kriteria dalam memilih langkah terbaik.
Adalah penetapan peraturan dengan
mengaitkan hasil dengan tujuan pembuatan keputusan.
c)
Penyelesaian
situasi keputusan.
Ialah mengambil sebuah langkah dengan dasar kriteria yang dapat diterima.
Download file dalam Ms. Word >>>